MIMBAR JUM'AT "Mengenang Perjalanan Suci Ke Madinah"

 Materi Khutbah Jum'at

Mengenang Perjalanan Suci Ke Madinah


فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْه ُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ

 عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اما بعـد قال الله تعالى: اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ

 الرَّجِيْمِ. يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً

 سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.

       

         Hadirin Jamaah Sholat Jumat yang berbahagia !

Tidak terasa kita sudah berada di bulan Muharram, bulan pertama pada penanggalan Hijriah. Mengingatkan kita kepada suatu peristiwa dimana kaum Muslimin yang dipimpin oleh Rasulullah SAW melaksanakan perjalanan suci dari kota Mekah AL-Mukarromah ke kota Yasrib yang kemudian lebih dikenal sebagai Madinah Al-Munawwaroh.

Sejarah mencatat betapa patuhnya umat yang sudah berikrar dua kalimat syahadat, mengikuti apa yang dianjurkan junjunannya, yakni meninggalkan kota kelahiran juga seluruh penghidupannnya, menuju kota yang penuh pengharapan demi mendapat kehidupan keagamaan menjadi lebuh baik.

        Dengan penuh keralaan hati mereka meninggalkan perniagaan dan pertenakannya di kota Mekah. Demi mendapatkan keridhaan Allah SWT, dan semata-mata taat akan ajakan kekasihnya, yakni baginda Rasulullah SAW, Dan bagi mereka Allah menjanjikan karunia yang sangat istimewa, yakni Rahmat  Allah SWT, Sebagai mana Firman-Nya yang termaktub di dalam Al-Qur'an SUrat Al-Baqaroh ayat 218 :


إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُوا۟ وَجَٰهَدُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أُو۟لَٰٓئِكَ يَرْجُونَ رَحْمَتَ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ غَفُورٌ رَّحِيمٌ 

"Innallażīna āmanụ wallażīna hājarụ wa jāhadụ fī sabīlillāhi ulā`ika yarjụna raḥmatallāh, wallāhu gafụrur raḥīm"

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampn lagi Maha Penyayang"

(Surat Al-Baqaroh ayat 218).


Ma' asyirol Muslimin Rahimakumulloh  !

Keimanan merupakan pondasi pertama dan yang paling utama, sehingga memunculkan ketaatan kepada aturan Allah SWT, atas keyakinan yang tertanam untuk mendapatkan keridhaan Allah danRosul-Nya, sehingga kaum Muslimin bukan saja hijrah secara fisik dari tempat lama ke tempat yang baru, tetapi meninggalkan keburukan menuju pada kebaikan.

Oleh karena itu, walaupun momen hijrah secara fisik sudah selesai, tetapi yang terus terbuka adalah hijrah niat dai kekufuran kepada keimanan, dari kemusyrikan kepada ketauhidan, dari malas menjadi rajin, dari kikir menjadi dermawan dari keburukan kepada kebaikan. Rasulullah SAW bersabda : 

" Tidak ada hijrah setelah futuh Mekah, tetapi (yang ada adalah) jihad dan niat. Maka apabila kalian diperintahkan jihad, maka berangkatlah" (HR. Bukhari Muslim).

" Orang yang berhijrah adalah mereka yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah".


            Hadirin yang berbahagia  !

Secara bertahap Rasulullah SAW menata kehidupan kota yatsrib menjadi kehidupan yang tertib, teratur dan penuh dengan ketentraman walaupun ancaman dan serangan terus datang dari Kaum Kafirin Mekah secara bertubi-tubi, namun beliau bersama dengan para Shabat mampu menghadapinya dengan penuh kesabaran, sampai Islam mendapat dukungan dari Masyarakat Arab yang terus berbondong-bondong untuk masuk ke ajaran yang disakwahkan oleh Rasulullah SAW tersebut, Yang puncaknya kota Mekah bisa direbut kembali, peristiwanya populer dengan sebutan Futh Mekah.
            
Sepuluh tahun beliau membina kota Madinah, sampai menghembuskan nafas terakhir, umat Isalam luar biasa kehilangan yang sangat menyakitkan, kemudian puncak pimpinan umat Islam atau kekhalifahan di ganti oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq RodiayAllahu anhu, tujuh tahu lamanya sampai Abu Bakar pun wafat, selanjunya kekhalifahan jatuh ke tangan Umar Ibnu Khattab. dan saat itulah timbul gagasan agar umat Islam mempunyai penanggalan. 
                  
Berbagai masukan dari para shabat saat itu, tentang momen apa yang pantas dijadikan sebagai tahun Islam ? akhirnya atas usulan dari Ali bin Abi Tholib saat itu, semua sepakat bahwa peristiwa hijrahnya Rasulullah dijadikan nama tahun Islam, sebab hijrah sebagai momen kebangkitan umat Islam. 

Hadirin yang berbahagia  !!

Peringatan tahun baru Islam atau kita sebut tahun baru Hijriyah, bukan untuk dijadikan ajang hura-hura, apalagi dijadikan sarana Muhasabah, untuk bertaubat atas dosa-dosa yang sadar ataupun tidak sadar kita lakukan di tahun yang lalu, dan dijadikan momen ini untuk meningkatkan kualitas ibadah serta kualitas kesholehan kita. kita rubah keburukan menjadi kebaikan agar kebaikan itu menjadi penghapus terhadap keburukan di masa lampau. Semoga Allah SWt mengampuni kita semua. sebagai mana Rasulullah bersabda : 

" dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan yang akan menghapusnya. "

Akhirnya marilah kita sama sama tersimpuh memohon ampun dari Zat Maha Ghofur, seraya berniat untuk tidak mengulangi keburukan di masa lampau, kemudian marilah kita isis lembaran awal tahun Hijriyah ini dengan karya nyata, meninglatkan keimanan, kesolehan dan ketawakalan kehadirot Allah SWT. 

Aamiin yaa Robbal aalamiin.



Mungkin itulah MIMBAR JUM'AT atau KHUTBAH JUM'AT yang bisa kita share

semoga bermanfaat............


Terimakasih !

Ikuti Juga Artikel lainnya    

                                               

  


   



0 Response to "MIMBAR JUM'AT "Mengenang Perjalanan Suci Ke Madinah" "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel